ISLAMIC MEDIA NET - Malam Lailatul Qadar yang memiliki 1000 keistimewaan itu menjadi misteri bagi setiap hamba yang mencari dan menanti kehadirannya. Namun hanya sedikit orang yang dapat menemukannya.
Seakan malam Lailatul Qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hambaNya tertentu yang dikehendaki untuk menemukannya.
Keinginan untuk mendapatkan Lailatul Qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah SAW sendiri menyeru umat Islam untuk menyongsong malam seribu bulan ini.
Rasulullah SAW bersabda;
"Carilah disepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya". (HR. Bukhari).
Kapan datangnya malam itu??? Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya.
Namun menjelang Ramadhan terakhir, Rasulullah SAW biasanya lebih fokus beribadah, terutama disepuluh malam terakhir. Hal ini sebagaimana yang disebutkan 'Aisyah r.a;
"Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih lebih mengutamakan beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah-ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah". (HR. Bukhari).
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW menunjukan betapa banyaknya hikmah dan rahasia dibalik malam seribu bulan ini.
Sehingga tidak saja hanya dirinya yang diajak untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Tapi juga keluarganya.
Hanya saja daya tangkap atas rahasia dan hikmah itu tentu berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari tingkat kejernihan pikiran dan kesucian hati seseorang.
Berdasarkan Hadist ini dapat disimpulkan bahwa sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan merupakan waktu yang terbaik untuk beribadah.
Menurut ibnu Bathal, hadist ini menginformasikan kepada kita bahwa Lailatul Qadar terdapat disepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Kemuliaan malam Lailatul Qadar banyak dijelaskan hadist Nabi SAW antara lain hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a;
"Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam lailatul qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni pula dosanya yang telah lalu". (Hadist shahih, Riwayat Bukhari: 1768 dan Muslim 1268).
Ada beribu macam bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang bisa dilakukan pada malam lailatul qadar, Tetapi dari sekian banyak itu ada sebuah ibadah (Doa Khusus) yang dianjurkan Rasulullah SAW, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Lima Iman Hadist.
Dari Syayidah 'Aisyah r.a berkata; "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Apa pendapat engkau seandainya aku menemukan malam lailatul qadar, maka doa apakah yang semestinya aku ucapkan pada malam itu?, Rasulullah SAW menjawab; Berdoalah dengan mengucapkan "Ya tuhanku, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun, dan menyukai memberikan pengampunan kepada hambaNya, maka ampunilah Kesalahanku". (HR. Lima Imam Hadist, kecuali Imam Abu Daud).
Salah satu hikmah dirahasiakannya Lailatul Qadar adalah terpompanya kembali semangat beribadah umat Islam disepertiga terakhir bulan Ramadhan.
Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan, sebagaimana termaktub dalam Firman Allah SWT;
" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ".(QS. Al-Qadr: 1-5).
Terdapat banyak riwayat yang menyebutkan tentang waktu terjadinya malam diturunkannya Al Quran ini. Ada yang menyebutkan terjadi pada tanggal 7, 14, 17, 21, 27, dan tanggal 28 Ramadhan. karena banyaknya riwayat mengenai kejadian turunnya Al Quran ini, maka tidak mungkin untuk mengetahui waktu tepatnya terjadi Lailatul Qadar.
Jika berkaca pada fenomena umum yang terjadi dibulan Ramadhan, umumnya intensitas ibadah umat Islam terjadi di awal-awal Ramadhan. Namun semakin lama, semangat untuk beribadah semakin menurun, baik secara kualitas atau pun kuantitas.
Bahkan ada kecenderungan disepenggal bulan Ramadhan, masyarakat kita mulai disibukkan dengan segala hal yang berkenaan dengan persiapan-persiapan menghadapi lebaran yang sifatnya materil.
Terkadang kesibukan terhadap hal-hal yang bersifat kurang substansial ini bisa menggeser keinginan untuk meningkatkan amal ibadah selama bulan puasa. Padahal jika kita tinjau lebih dalam kegiatan-kegiatan tersebut hanya bersifat melengkapi kebahagiaan puasa dan hari raya, tapi jelas fenomena ini sudah menjadi tradisi tahunan disepenggal terakhir bulan puasa.
Di saat-saat kritis ini, ketika konsentrasi umat Islam mulai terpecah kepada hal-hal yang bersifat materil, Allah SWT memberikan bingkisan Lailatul Qadar Dimana segala amal kebajikan yang dilakukan di satu malam ini saja dapat mengalahkan intensitas ibadah yang dilakukan selama lebih dari seribu bulan.
Sementara jika kita kiaskan waktu seribu bulan setara dengan delapan puluh tiga tahun empat bulan. Sebuah "Bonus" yang sangat menggiurkan.
Tak heran jika kemudiaan di akhir puasa tema Lailatul Qadar menjadi marak dibicarakan di seluruh lapisan masyarakat. Dan masjid yang semula mulai sepi kembali dipadati pengunjung.
Dan dirahasiakannya waktu datangnya Lailatul Qadar membuat ibadah umat Islam tidak terpaku pada satu malam saja, namun sepuluh hari diakhir bulan Ramadhan.
Semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu dengan malam terbaik itu, Aamiin.
Wallahu A'lam Bishawab.
Sumber: www.bangkapos.com
Seakan malam Lailatul Qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hambaNya tertentu yang dikehendaki untuk menemukannya.
Keinginan untuk mendapatkan Lailatul Qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah SAW sendiri menyeru umat Islam untuk menyongsong malam seribu bulan ini.
Rasulullah SAW bersabda;
"Carilah disepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya". (HR. Bukhari).
Kapan datangnya malam itu??? Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya.
Namun menjelang Ramadhan terakhir, Rasulullah SAW biasanya lebih fokus beribadah, terutama disepuluh malam terakhir. Hal ini sebagaimana yang disebutkan 'Aisyah r.a;
"Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih lebih mengutamakan beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah-ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah". (HR. Bukhari).
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW menunjukan betapa banyaknya hikmah dan rahasia dibalik malam seribu bulan ini.
Sehingga tidak saja hanya dirinya yang diajak untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Tapi juga keluarganya.
Hanya saja daya tangkap atas rahasia dan hikmah itu tentu berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari tingkat kejernihan pikiran dan kesucian hati seseorang.
Berdasarkan Hadist ini dapat disimpulkan bahwa sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan merupakan waktu yang terbaik untuk beribadah.
Menurut ibnu Bathal, hadist ini menginformasikan kepada kita bahwa Lailatul Qadar terdapat disepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Kemuliaan malam Lailatul Qadar banyak dijelaskan hadist Nabi SAW antara lain hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a;
"Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam lailatul qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni pula dosanya yang telah lalu". (Hadist shahih, Riwayat Bukhari: 1768 dan Muslim 1268).
Ada beribu macam bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang bisa dilakukan pada malam lailatul qadar, Tetapi dari sekian banyak itu ada sebuah ibadah (Doa Khusus) yang dianjurkan Rasulullah SAW, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Lima Iman Hadist.
Dari Syayidah 'Aisyah r.a berkata; "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Apa pendapat engkau seandainya aku menemukan malam lailatul qadar, maka doa apakah yang semestinya aku ucapkan pada malam itu?, Rasulullah SAW menjawab; Berdoalah dengan mengucapkan "Ya tuhanku, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun, dan menyukai memberikan pengampunan kepada hambaNya, maka ampunilah Kesalahanku". (HR. Lima Imam Hadist, kecuali Imam Abu Daud).
Salah satu hikmah dirahasiakannya Lailatul Qadar adalah terpompanya kembali semangat beribadah umat Islam disepertiga terakhir bulan Ramadhan.
Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan, sebagaimana termaktub dalam Firman Allah SWT;
" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ".(QS. Al-Qadr: 1-5).
Terdapat banyak riwayat yang menyebutkan tentang waktu terjadinya malam diturunkannya Al Quran ini. Ada yang menyebutkan terjadi pada tanggal 7, 14, 17, 21, 27, dan tanggal 28 Ramadhan. karena banyaknya riwayat mengenai kejadian turunnya Al Quran ini, maka tidak mungkin untuk mengetahui waktu tepatnya terjadi Lailatul Qadar.
Jika berkaca pada fenomena umum yang terjadi dibulan Ramadhan, umumnya intensitas ibadah umat Islam terjadi di awal-awal Ramadhan. Namun semakin lama, semangat untuk beribadah semakin menurun, baik secara kualitas atau pun kuantitas.
Bahkan ada kecenderungan disepenggal bulan Ramadhan, masyarakat kita mulai disibukkan dengan segala hal yang berkenaan dengan persiapan-persiapan menghadapi lebaran yang sifatnya materil.
Terkadang kesibukan terhadap hal-hal yang bersifat kurang substansial ini bisa menggeser keinginan untuk meningkatkan amal ibadah selama bulan puasa. Padahal jika kita tinjau lebih dalam kegiatan-kegiatan tersebut hanya bersifat melengkapi kebahagiaan puasa dan hari raya, tapi jelas fenomena ini sudah menjadi tradisi tahunan disepenggal terakhir bulan puasa.
Di saat-saat kritis ini, ketika konsentrasi umat Islam mulai terpecah kepada hal-hal yang bersifat materil, Allah SWT memberikan bingkisan Lailatul Qadar Dimana segala amal kebajikan yang dilakukan di satu malam ini saja dapat mengalahkan intensitas ibadah yang dilakukan selama lebih dari seribu bulan.
Sementara jika kita kiaskan waktu seribu bulan setara dengan delapan puluh tiga tahun empat bulan. Sebuah "Bonus" yang sangat menggiurkan.
Tak heran jika kemudiaan di akhir puasa tema Lailatul Qadar menjadi marak dibicarakan di seluruh lapisan masyarakat. Dan masjid yang semula mulai sepi kembali dipadati pengunjung.
Dan dirahasiakannya waktu datangnya Lailatul Qadar membuat ibadah umat Islam tidak terpaku pada satu malam saja, namun sepuluh hari diakhir bulan Ramadhan.
Semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu dengan malam terbaik itu, Aamiin.
Wallahu A'lam Bishawab.
Sumber: www.bangkapos.com
Post a Comment Blogger Facebook