ISLAMIC MEDIA NET - Revolusi di Suriah (Syam) telah berjalan selama tiga tahun. Masih banyak orang yang mengatakan bahwa konflik yang terjadi di Bumi Syam itu adalah perang saudara dan tidak sedikit pula yang mengatakan pemberontakan rakyat kepada pemerintah. Sebenarnya, apa pemicu konflik tersebut, benarkah itu perang saudara? benarkah itu pemberontakan? Lantas apa yang sudah dilakukan para ulama?
Untuk mendapatkan jawaban tersebut,  tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU)  mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Syekh Musthofa Ahmad Hamid, salah satu ulama besar di Suriah. Tanya jawab tersebut dilakukan di sela-sela acara Muktamar Ulama Suriah yang berlangsung di Turki, Juma’t-Sabtu (11-12-4/2014) lalu. Berikut petikan wawancaranya.
Saat ini kondisi Suriah masuk dalam jaring perangkap mematikan Syiah yang disetir oleh Iran dan komplotan Syiah Rofidloh. Mereka menginginkan Suriah masuk dalam kekuasaan mereka. Rencana ini sebenarnya telah berlangsung sejak zaman Ayah Basyar Asad yaitu Hafidz Asad. Mereka juga berupaya mewujudkan di Lebanon, yaitu dengan munculnya gerakan Hizbullah.
Mereka mewujudkan sebuah kelompok Syiah di Irak, setelah serangan Amerika di negri itu. Itu juga terjadi dengan konspirasi dunia yang memberikan lampu hijau kepada mereka serta ikatan antara gerakan Sofawiyah Iran dan Amerika. Kekuatan Israel juga berperan, mereka ibarat ular berbisa yang licik dan membahayakan bagi kaum muslimin.
Orang-orang Syiah membuka sekolah-sekolah dan tempat ibadah dan kaderisasi mereka (hauzah) di Suriah serta menjajakan pemikiran-pemiiran busuk mereka.
Mereka mencoba memaksakan kehendak mereka kepada rakyat yang tidak memiliki kebebasan berpendapat, tidak memiliki kemerdekaan untuk bergerak. Sementara 90 persen rakyat Suriah adalah muslim.
Suriah sedang menuju kepada rencana mereka sedikit demi sedikit. Semenjak api revolusi yang berkobar di Tunisia, Libya dan Mesir. Maka angin perubahan itupun menerpa Suriah. Inilah yang menjadi momentum kebangkitan umat setelah selama bertahun-tahun berada dalam penindasan rezim. Selama 40 tahun Suriah di bawah kepemimpinan diktator dan tangan besi serta api.
Dipicu pula dengan kekejaman rezim terhadap anak-anak yang menuliskan ungkapan mereka di tembok-tembok dengan tulisan “rakyat menginginkan pergantian rezim”. Setelah itu berkobarlah api revolusi di seluruh penjuru Suriah.
Keganasan dan kekejaman para tentara rezim semakin menjadi-jadi. Mereka menyembelih anak-anak, memperkosa wanita, membakar rumah-rumah orang-orang sunnah, memborbardir masjid dan perkampungan kaum muslimin dan lain sebagainya.
Pada akhir-akhir ini semakin nampak bahwa perseteruan yang terjadi adalah antara kaum muslimin yang mempertahankan agama mereka dengan sekte Syiah rofidloh yang ada di Suriah. Dibantu pula dengan kekuatan Syiah lainnya seperti Iran, Syiah Hizbullah, dan Syiah dari Yaman.
Banyak yang tertipu dengan rezim Assad ini. Sebagian mengira bahwa Assad adalah pemberani menentang Israel, namun kenyataannya tidak ada satu peluru pun yang ditembakkan ke arah Israel. Dengan terjadinya konflik di Suriah ini semakin membuka tabir keburukan dan perselingkuhan mereka dengan Israel. Hakikatnya, rezim ini adalah sekutu dan pembantu kepentingan Israel dan Amerika serta kekuatan kufur lainnya.
Lebih mengherankan lagi tidak ada satu pun bantuan atas nama negeri muslim kecuali Turki yang mau turut serta secara langsung membantu rakyat Suriah.
Ketahuilah bahwa orang-orang yang terdzolimi akan dimenangkan oleh Allah. Adapun orang-orang yang dzolim dan sombong maka akan berakhir kehidupannya seperti apa yang dialami oleh para thoghut seperti Firaun, Haman, Qorun, Namrudz dan lain sebagainya, yang semua berakhir dengan kebinasaan dan kehancuran.
 Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya kamu (Bani Israil) akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman kejahatan yang pertama dari kejahatan itu, Kami mendatangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar masuk kampung ke seluruh negeri. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana” (QS. Al Israa’ 4-5).
Wallahu a’lam, kami tidak berani mendahului ketentuan Allah ta’ala. Namun kami meyakini bahwa setiap zaman dan masa ada kebaikannya, dan kebaikan itu bagi orang-orang sholih di zamannya.
Apa yang terjadi di Suriah hakikatnya membuka mata hati seluruh kaum muslimin sekaligus menjadi momentum kebangkitan kaum muslimin untuk mewaspadai seluruh kekuatan kufur pada umumnya, dan kekuatan Syiah Iran pada khususnya.
Kita membutuhkan pembentukan majelis ulama seperti  yang berlangsung sekarang ini untuk menyatukan kaum muslimin, khususnya di Suriah dalam rangka menentukan skala prioritas dalam perjuangan demi kemenangan mujahidin, ulama dan seluruh rakyat Suriah.
Aku menyarankan kepada semua yang masih memiliki hati yang hidup dan kepada orang yang masih memiliki jiwa ukhuwah islamiyyah untuk bangkit membantu saudaranya di Suriah baik atas nama pribadi, organisasi maupun negara.

Allah Swt berfirman:


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. (QS. Al Hujurat [49]: 10).
Dalam Hadits Shahih: 
"" سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة ، جند بالشام وجند باليمن وجند بالعراق "" قال ابن حوالة: خر لي يارسول الله إن أدركت ذلك ، فقال: "" عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه ، يجتبى إليها خيرته من عباده ، فأما إن أبيتم فعليكم بيمنكم ، واسقوا من غُدُركم ( الغدر: بضم الغين وضم الدال جمع غدير ) ، فإن الله توكل لي بالشام وأهله "

Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, 

karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (Shahih, HR. Abu Dawud (2483) Imam Ahmad (4/110) Al-Hakim, dan Ibnu Hibban, di shahihkan oleh Al-Hakim dan Al-Albani).
Itulah beberapa hasil wawancara  tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) kepada Syekh Musthofa Ahmad Hamid. Jelas sudah, bahwa konflik yang terjadi di Suriah (Syam) bukanlah perang saudara ataupun bentuk pemberontakan rakyat kepada pemimpin seperti yang dikatakan oleh Media-media yang sengaja menutup-nutupi. Ini adalah perang jihad Umat Islam terhadap Kekufuran, perang yang telah disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Maha benar Allah dengan segala firmanNya.


Semoga bermanfaat, dan tolong share jika anda seorang muslim...!!!


Sumber;  Tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) .

Post a Comment Blogger

  1. Allah yg maha tahu..fidalam konflik ada orang orang kagir yg punya makar..jika Allah inginkan,mereka akan hancur dlm sekejap

    ReplyDelete
  2. Memang sudah dari dulu diajarkan untuk saling membunuh...sampai kiamat...

    ReplyDelete

 
Top